Kamis, 03 Januari 2013

aku, kamu, malam dan semangkok ronde

malam. dingin. indah lampu malam di sepanjang jalan.

menikmati indahnya malam berbulan namun tak berbintang. aku masih duduk di belakangmu. diatas motor matic hitam mu. tanpa rangkulan di pinggang. memandang indahnya bulan bersamamu adalah kegiatan yang terlalu menyenangkan. obrolan terus mengalir sepanjang perjalanan. orang tua ku tak pernah khawatir jika pergi ku bersamamu. sekalipun hingga malam seperti saat itu.


setelah kita sampai jantung kota kita, aku mengajakmu mampir ke sebuah gerobak ronde. dengan polosnya kau katakan, "Aku baru sekali ini makan beginian". aku hanya balas dengan senyum. obrolan terus berlanjut dan aku menikmati setiap kata yang kau ucap. di pinggir jalan kota itu, semangkok ronde, lampu kota dan kamu. masih bolehkah aku merindukan momen itu?

pantaskah aku kamu sebut sahabat?

malam ini aku sedang merindu. merindu sebuah gurat lengkung di wajahmu. kamu sahabatku, dulu. entah untuk sekarang. aku tetap menganggap kamu sahabatku, tak tau kamu.

masalah memang mendewasakan kita. bagaimana aku harus meminta maaf padamu? membuat gurat senyum di wajahmu lagi. menghilangkan rasa benci mu kepada ku.

maaf maaf maaf.
aku memang salah. masalah laki-laki kah yang menyebabkan kemarahan mu? cinta tak pernah salah kawan. hanya waktunya saja mungkin yang kurang tepat.

aku selalu berdo'a, kawan. jika memang dia tidak baik untuk ku nanti. aku siap melepas perasaan ini. aku siap melenyapkan sayang ini.

sakit.
ketika aku bahagia dan ada orang yang terluka karena bahagia ku.
siapa yang egois?